Kamis, 19 April 2012

Pikiran Dan Hati Yang Bersih

Sepasang orang muda yang baru menikah menempati rumah di sebuah komplek perumahan.
Suatu pagi, sewaktu sarapan, si istri melalui jendela kaca. Ia melihat tetangganya sedang menjemur kain.
“Cuciannya kelihatan kurang bersih ya”, kata sang istri.
“Sepertinya dia tidak tahu cara mencuci pakaian dengan benar. Mungkin dia perlu sabun cuci yang lebih bagus.”
Suaminya menoleh, tetapi hanya diam dan tidak memberi komentar apapun. Sejak hari itu setiap tetangganya menjemur pakaian, selalu saja sang istri memberikan komentar yang sama tentang kurang bersihnya si tetangga mencuci pakaiannya.
Seminggu berlalu, sang istri heran melihat pakaian-pakaian yang dijemur tetangganya terlihat cemerlang dan bersih, dan dia berseru kepada suaminya: “Lihat, sepertinya dia telah belajar bagaimana mencuci dengan benar. Siapa ya kira-kira yang sudah mengajarinya? ”
Sang suami berkata, “Sayang..aku tadi bangun pagi-pagi sekali dan telah membersihkan jendela kaca kita yang membuatmu salah melihat cucian tetangga.”
Dan begitulah kehidupan. Apa yang kita lihat pada saat menilai orang lain tergantung kepada kejernihan pikiran (jendela) lewat mana kita memandangnya..
Jika hatimu bersih, maka bersih pula pikiranmu..
Jika pikiranmu bersih, maka bersih pula perkataanmu..
Jika perkataanmu bersih(baik), maka bersih(baik) pula perbuatanmu..
Hati, pikiran dan perkataan kita mencerminkan hidup kita..
Jika ingin hidup kita berkembang, maju, dan sukses..
Maka kita harus menjaga hati, pkiran, dan perkataan kita, karena dari semua itulah akan melahirkan perbuatan-perbuatan yang baik pula..
HATIMU menentukan PIKIRANMU..
PIKIRANMU menentukan PERKATAANMU dan PERBUATANMU..
Dan PERBUATANMU menentukan MASA DEPANMU….

Senin, 16 April 2012

Matius 7 : 7

"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.

Sabtu, 07 April 2012

Cinta Tak Restu

Apa dosaku sehingga aku tidak direstui mendampingimu, padahal aku tulus tak perduli apa kata dunia,karna dalam prinsipku Cinta itu apa adanya. Pertemuanku denganmu yang tak disangka, yang sudah kira kira 15 tahun kita ga pernah ketemu, dipertemukan oleh rasa, dipertemukan Oleh Tuhan. Pemikiran Orang tua yang sempit atau faktor lain yang membuatku merasa sangat sedih ga tau apa salahku hingga mereka tidak bisa menerima aku tuk menjadi pendamping anaknya. Rasanya aku ingin lari dari masalah ini dan membuang jauh jauh dari  pikiranku tuk meninggalkan cinta yang sudah kami jalani dan mencari yang lain yang bisa menerima aku dan keluargaku.
Tapi cinta itu begtu kuat, meski banyak rintangan, cobaan dan tantangan untuk brsatu, aku tetap berusaha dengan keyakinan hati akan cinta yg bisa memenangkan kisah ini. Untuk itu meski orang tuanya tak mengijinkan dan merestui hubungan ini, meski sang waktu tak memberi kami kesemptan untuk bahagia saat ini, aku yakin Tuhan pasti berikan jalan keluar dan berikan yang terbaik buat kami, dan akan indah pada waktunya.
Peluklah aku jangan menyerah, mereka bukan hakim kita. 
Rasa yang mempertemukan kita
Cinta yang mempertahankan kita
Oh Tuhan dengarkanlah doa kami

Berharap cinta yang kan menang
Kesabaran dan keyakinan adalah kunci buatku untuk mencapai kebahagiaan yg kami inginkan. 
Semoga restu itu kan terucap dari orang tua dia.
Amin...
Rasa yang mempersatukan kita
Cinta yang mempertahankan kita
Oh Tuhan dengarkanlah doa kami 

Berharap cinta yangg kan menang

BUAT PASANGAN YANG TIDAK MENDAPATKAN RESTU DARI ORANG TUA

1. Libatkanlah Tuhan dalam setiap pergumulan. Carilah kehendak Dia
dan pijakan yang kuat dalam Firman Allah untuk hubungan Anda.
Banyaklah membaca buku rohani untuk membangun karakter
masing-masing, terutama dalam mempersiapkan diri menuju
pernikahan.

2. Pertimbangkanlah calon pasangan Anda dengan baik, terutama segala
perbedaan yang ada dan kesiapan Anda untuk menghadapinya.

3. Carilah pembimbing rohani yang teruji dan memiliki pandangan yang
objektif dalam kehidupannya. Akan lebih baik jika pembimbing
tersebut sudah menikah. Jangan sembunyikan apa pun saat
berkonsultasi.

4. Jangan menutup diri terhadap pergaulan. Melalui pergaulan, Anda
bisa lebih memahami diri Anda dan apa yang Anda inginkan.

5. Buanglah keinginan untuk membela diri. Katakan apa yang benar dan
izinkan Tuhan membela kita. Dalam masa pergumulan, jangan
terpancing untuk menggunakan kelemahan orang lain untuk membela
hubungan Anda. Perkataan yang mencela hubungan Anda tidak boleh
ditanggapi dengan emosi, apalagi mencari kelemahan pihak lain dan
menyerang balik.

6. Tetaplah bersikap hormat dan rendah hati serta menjaga diri dalam
pergaulan berpacaran yang baik dan tidak bercela. Lingkungan
saudara seiman akan dapat menjaga Anda berdua dari salah
melangkah dan jatuh ke dalam dosa.

7. Bersikaplah dewasa dengan tidak mengabaikan tanggung jawab lain,
contohnya dalam urusan pekerjaan atau keluarga. Jika tidak, ini
akan menjadi peluang bagi pihak yang menentang Anda untuk
menyerang Anda melalui kelalaian Anda.

8. Berusahalah untuk melihat masalah ini secara positif dari sisi
orang tua Anda, serta tidak memaksakan prinsip yang Anda pegang
kepada orang lain.

9. Tetap atau terus membangun hubungan yang baik dengan orang tua
masing-masing.

Kamis, 05 April 2012

Teringat Kasih Sayang "Mama"

Di malam yang sedingin ini
Ku termenung seorang diri
Teringat pada masa kecilku yang tlah silam
Teringat pada mamaku sayang 
Yang jauh selalu tinggal dari diriku

Ku terkenang pada pertemuan dengan mamaku sayang
Aku dipeluk dan dicium sepenuh kasih sayang 
Bagaikan anak kecil saja
Slalu dibuai penuh kemajuan

Kurelakan meninggalkan mama
Dengan perasaan sedih dan pilu
Semua ini sudah kehendak Tuhan
Ku berdoa dalam hatiku memohon kepadaNya
Tabahkanlah hatiku dan hatinya
Dan semoga Mama tersayang selalu bahagia